vancognito.com – Malta, sebagai lokasi strategis selama Perang Dunia II, mencatatkan perannya yang krusial ketika Luftwaffe berusaha menjatuhkan pulau ini. Meskipun menghadapi serangan berat, Malta berhasil bertahan dan dikenal sebagai “Fortress Malta,” berkat bantuan konvoi yang mengantarkan pasokan makanan dan amunisi. Salah satu tempat yang dapat memberikan gambaran jelas tentang masa tersebut adalah Lascaris War Rooms, sebuah bunker bawah tanah yang menjadi markas besar Angkatan Sekutu, di mana peta dan tabel operasi masih terpelihara. Selain itu, National War Museum di Fort St Elmo juga menampilkan rekonstruksi dramatis dari kapal selam, pembom, dan kapal perang yang beraksi.
Beranjak dari sejarah tersebut, loka wisatawan yang mengunjungi Valletta dapat merasakan sejarahnya melalui perjalanan laut. Salah satunya adalah dengan menyewa dghajsa, perahu tradisional Malta, menuju Tiga Kota, sebuah distrik yang merupakan tempat pertama tinggal para Ksatria Malta. Tiga Kota, yang dilukis dengan warna cerah, menjadi simbol kekuatan pertahanan di masa lalu.
Pengunjung juga dianjurkan untuk menjelajahi pasar di Valletta. Pasar akhir pekan di Floriana menawarkan kerajinan tangan dan barang antik, sedangkan Is-Suq tal-Belt, pasar yang telah dipugar, menyajikan cita rasa kuliner lokal yang beragam, termasuk hidangan khas Malta seperti kelinci rebus dan banh-mi Vietnam.
Dengan paduan sejarah yang kaya dan kelezatan kuliner, Valletta menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut.