vancognito.com – Pada tahun 2025, Asia Tenggara akan mengalami transformasi signifikan dalam sistem transportasi publiknya, dengan tujuan meningkatkan mobilitas wisatawan, mengurangi kemacetan, dan mempromosikan perjalanan yang berkelanjutan. Negara-negara seperti Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, India, dan Laos berkomitmen untuk menginvestasikan dalam infrastuktur modern yang ramah lingkungan.
Di Singapura, otoritas transportasi telah mengalihkan perhatian ke bus listrik dan otonomi. Mereka telah memenangkan kontrak untuk menguji coba bus otonom, sementara rencana penambahan 660 bus listrik hingga akhir 2025 bertujuan untuk menurunkan emisi karbon. Thailand pun tak ketinggalan, berencana mendatangkan 1.520 bus listrik untuk menggantikan bus tua di Bangkok, dengan peluncuran jalur shuttle baru untuk meningkatkan konektivitas di area turis.
Indonesia memperkenalkan jalur kereta cepat “Whoosh” yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Kereta ini beroperasi dengan kecepatan hingga 350 km/jam dan telah melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak diluncurkan. Di Bali, rencana proyek Subway Perkotaan bertujuan untuk memperbaiki kemacetan lalu lintas dan meningkatkan mobilitas turis.
Malaisia juga melakukan transformasi pada layanan bus melalui program BAS.MY. Dengan sistem pembayaran tanpa tunai dan pelacakan GPS real-time, tujuan program ini adalah menyediakan transportasi umum yang efisien. Sementara itu, India mengembangkan Water Metro di Kochi, menghubungkan masyarakat pulau dengan daratan menggunakan kapal hybrid yang ramah lingkungan.
Laos meluncurkan sistem Bus Rapid Transit di Vientiane, menawarkan layanan gratis selama tiga bulan sebagai trial. Semua usaha ini menunjukkan komitmen negara-negara di Asia Tenggara untuk adaptasi terhadap kebutuhan mobilitas modern dan perlindungan lingkungan, memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi penduduk dan wisatawan.