vancognito.com – Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hotel pada umumnya membuang rata-rata 40% makanan yang mereka beli, angka yang mengkhawatirkan dan langsung berdampak pada profitabilitas. Dalam situasi ini, perjanjian manajemen hotel (Hotel Management Agreements/HMAs) antara pemilik dan operator ternyata tidak memberikan insentif finansial untuk mengurangi limbah makanan.
Membuang makanan bukan hanya masalah etika, tetapi juga berkaitan erat dengan aspek ekonomi dan pengelolaan sumber daya. Banyak hotel yang terjebak dalam praktik pembelian berlebihan dan penyimpanan yang tidak efisien, menyebabkan tingginya tingkat limbah. Proses ini tidak hanya merugikan finansial, tetapi juga menambah beban lingkungan.
Menurut para ahli, pengurangan limbah makanan di industri perhotelan dapat dicapai melalui beberapa metode, seperti pengelolaan inventaris yang lebih baik, kontrol porsi, dan peningkatan kesadaran di kalangan staf. Namun, tanpa adanya insentif dalam HMA, banyak pemilik hotel merasa tidak memiliki dorongan yang cukup untuk melakukan perubahan tersebut.
Laporan ini muncul di tengah upaya global yang semakin meningkat untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah makanan. Pihak berwenang dan organisasi non-pemerintah mendorong industri untuk mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab. Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan isu ini, berharap pemilik dan operator hotel bisa bersinergi untuk mencari solusi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan.
Dalam jangka panjang, keberhasilan pengurangan limbah makanan di hotel dapat meningkatkan reputasi dan daya tarik bagi wisatawan yang semakin peduli terhadap keberlanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa keberlanjutan dan keuntungan finansial bisa berjalan beriringan dengan pendekatan yang tepat.