vancognito.com – Yosemite National Park baru-baru ini mengumumkan kesempatan untuk menjadi relawan penuh waktu, dengan imbalan berupa akomodasi di klub ranger Yosemite Valley. Posisi ini mengharuskan relawan bekerja selama 40 jam per minggu tanpa kompensasi, sebagai upaya untuk membantu operasi taman di tengah kekurangan staf. Namun, syarat yang berat dan ketidakberadaan upah membuat beberapa mantan ranger dan relawan bereaksi negatif, menyebutnya sebagai penyalahgunaan program relawan.
Tugas utama posisi ini mirip dengan yang diemban oleh seorang ranger, termasuk melayani pengunjung di pusat informasi, memberikan informasi terkini, serta melakukan patroli di dalam taman. Reaksi publik terhadap pengumuman ini cenderung negatif. Seorang pengguna anonim di Reddit mencatat, “Menjadi relawan itu mulia, tetapi posisi ini seharusnya diisi oleh seorang ranger yang berfungsi untuk interpretasi. Tanpa pendapatan lain, saya tidak tahu bagaimana Anda bisa bertahan hidup mengingat berbagai biaya yang harus dikeluarkan.”
Dalam konteks lebih luas, National Park Service (NPS) menghadapi tekanan berat pada sumber daya taman, ditambah dengan meningkatnya pelanggaran aturan oleh pengunjung. Setelah pemerintahan Trump mulai menjabat pada Januari 2025, NPS kehilangan 24 persen staf tetapnya, yang menyebabkan penundaan dalam perekrutan musiman dan berkontribusi terhadap semakin terbatasnya operasi taman. Hingga saat ini, selama empat minggu penutupan pemerintah, banyak taman nasional tetap buka meski dengan pembatasan lebih lanjut, dan sekitar 64 persen staf yang ada telah cuti tanpa bayar.
Kondisi ini mengakibatkan kerugian pendapatan yang signifikan, diperkirakan lebih dari 25 juta dolar akibat tidak terkumpulnya biaya rekreasi. Situasi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh layanan taman dalam menjaga keberlangsungan operasional sekaligus memenuhi kebutuhan pengunjung.